Silahkan "click" tautan dibawah ini :
Sejarah keberadaan Masjid Gedhe Kauman tidak bisa dilepaskan dari Kraton Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada tahun 1755. Masjid Gedhe Kauman berdiri 18 tahun kemudian setelah perjanjian Giyanti. Keistimewaan Masjid Gedhe Kauman adalah satu-satunya masjid raya di Indonesia yang berumur lebih 200 tahun menyimpan begitu banyak potensi sejarah di dalamnya. Gaya arsitekturalnya yang kental dengan nuansa Kraton menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan objek wisata sejarah bagi wisatawan lokal maupun asing. Posisi Masjid Gedhe Kauman tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, sebelah barat tepat disamping Alun-alun Utara. Secara administrasi masjid ini beralamat di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Lebih lanjut.
Lokasi : Alun-Alun Keraton, Jl. Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55132
Sebanyak 5 pahlawan nasional dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara yang berlokasi di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta. Lebih lanjut.
Warisan kemegahan Kerajaan Mataram abad ke-16 Pada abad ke 14, Pulau Jawa berada di bawah kepempinan kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah. Sultan Hadiwijaya, Sultan yang memimpin pada saat tersebut memberikan hadiah berupa Alas (hutan) Mentaok dengan area yang cukup luas kepada Ki Gede Pemanahan. Hadiah ini diberikan setelah beliau berhasil menaklukkan musuh kerajaan. Selanjutnya, Ki Gede Pemanahan dengan keluarga dan pengikutnya berpindah ke Alas Mentaok, sebuah hutan yang sebenarnya adalah pusat Kerajaan Mataram Hindu pada masa - masa sebelumnya. Beliau membangun desa kecil di hutan tersebut. Lebih lanjut.
Salah satu peninggalan etnis Tionghoa di Jogja adalah Klenteng Bhudda Prabha atau yang lebih dikenal dengan Klenteng Gondomanan. Berlokasi di daerah Gondomanan tepatnya Jalan Brigjen Katamso Nomor 3, Kota Yogyakarta, merupakan bangunan yang memilki nilai sejarah dan spiritual yang penting bagi perkembangan budaya Tionghoa di Yogyakarta. Bagi kalian etnis Tionghoa atau yang beragama Buddha, kamu bisa menjalani doa dan mengikuti sejumlah kegiatan keagamaan. Atau cuma sekadar menikmati keindahan arsitekturnya. Lebih lanjut.
Klenteng Kwan Tee Kiong atau lebih dikenal dengan Klenteng Poncowinatan dibangun oleh etnis Tionghoa pada tahun 1879 M. Tanahnya merupakan hibah dari Sultan Hamengku Buwono VIII. Klenteng ini menghadap ke selatan, dimaksudkan untuk menghormati Kraton Yogyakarta. Lebih lanjut.
Lokasi : Jl. Poncowinatan No.12-18, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233