Museum Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) atau sering disebut Museum Dharma Wiratama merupakan salah satu museum yang berada di Kawasan Kotabaru Yogyakarta. Seperti bangunan di kawasan Kotabaru pada umumnya, museum ini menempati sebuah bangunan lawas peninggalan penjajahan Belanda.
Bangunan yang merupakan museum untuk mendokumentasikan bakti prajurit TNI Angkatan Darat ini dibangun pada tahun 1904 di lokasi yang sekarang adalah Jalan Jenderal Sudirman No.75, Gondokusuman, Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda bangunan ini berfungsi sebagai tempat tinggal para pejabat perkebunan Belanda yang berada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kemudian pada zaman penjajahan Jepang pada tahun 1942, bangunan ini beralih fungsi menjadi markas tentara Jepang di Yogyakarta (Syudokan). Sementara itu pada era kemerdekaan, bangunan tersebut berubah menjadi markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Setelah itu, lingkungan Sejarah Militer AD (SMAD) mencetuskan ide untuk menggunakan tempat tersebut sebagai sebuah museum dan disetujui oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Museum TNI AD diresmikan oleh Kasad sesuai surat keputusan No. 760/9/1959. Selanjutnya, pada 30 Agustus 1982, museum tersebut diberi nama Dharma Wiratama yang berarti Pengabdian Luhur oleh Kepala Staf TNI-AD Jenderal Ponimain. Di dalamnya terdapat banyak koleksi TNI AD yang berperan penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Koleksi tersebut dipajang dalam 21 ruang dan halaman depan museum, antara lain:
1. Halaman Depan
Di halaman depan terdapat dua Tank Stuart hasil pekerjaan Amerika dengan kaliber 37mm. Di sebelah barat terdapat Meriam Bofors (Meriam Gunung) hasil pekerjaan Swedia tahun 1901 dengan kaliber 7,5 cm. Di depan pintu masuk ruang pengenalan terdapat dua meriam masing-masing berkaliber 37mm buatan Amerika dan kaliber 75mm buatan Jepang. Museum ini terdapat pula bunker/ruang bawah tanah yang berada di balik aula.
2. Ruang Pengantar
Ruang pengantar difungsikan untuk para pengunjung memahami nilai dan guna perjuangan serta pengabdian para pahlawan dan pejuang dalam merebut, mengisi, dan mempertahankan kesejarahan Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama". Koleksi yang dipamerkan yakni kronologis sejarah perlawanan terhadap penjajah dan prasasti peresmian serta foto para mantan Kasad.
3. Ruang Jenderal Sudirman
Ruang ini difungsikan untuk ruang kerja Jenderal Sudirman sewaktu menjabat Panglima Besar. Koleksi Yang dipamerkan meja kerja, telepon, rute gerilya, kursi tamu dari rotan, dan foto setengah badan.
4. Ruang Letjend. Urip Sumoharjo
Fungsi di ruang ini untuk ruang kerja. Koleksi yang dipamerkan antara lain kursi tamu, telepon, meja kerja, dan foto setengah badan.
5. Ruang Palagan
Di ruang ini dipamerkan koleksi senjata aktif, pakaian pejuang, seragam tentara PETA dan Tentara Keamanan Rakyat serta lukisan. Terdapat pula kronologi 8 palagan akbar di Indonesia yaitu:
a. Palagan Medan (Pertempuran Medan Lahan)
b. Palagan Palembang (Pertempuran 5 hari 5 malam)
c. Palagan Bandung (Bandung Lautan Api)
d. Palagan Semarang (Pertempuran Lima Hari)
e. Palagan Ambarawa
f. Palagan Surabaya (Pertempuran Surabaya)
g. Palagan Bali (Puputan Margarana)
h. Palagan Makassar
6. Senjata Modal Perjuangan
Berbagai jenis senjata dipamerkan di ruang ini. Berpihak kepada yang benar berupa senjata api atau senjata tajam.
7. Ruang Dapur Umum
Koleksi menggambarkan dapur tradisional rumah rakyat yang terbuat dari bambu dan beratap rumbia yang berperan dalam perjuangan.
8. Ruang Peralatan Hubung dan Peralatan Kesehatan
Koleksi peralatan hubung berupa radio pemancar dan radio penerima. Sedangkan peralatan kesehatan berupa peralatan operasi untuk merawat prajurit yang terluka dan sakit ketika terjadi pertempuran.
9. Ruang Perang Kemerdekaan
Ruang Perang Kemerdekaan terbagi dijadikan tiga ruang. Di Ruang ini digambarkan dharma bakti Tingkatan Darat dalam mempertahankan negara kesatuan Indonesia.
10. Ruang Panji-panji:
Ruangan ini memamerkan antara lain,
a. Panji-panji Kesatuan TNI AD
b. Pataka Kotama/Balakpus
c. Dhuaja Resimen, Brigadir, Korem, Grup
d. Sempana Kodiklatad dan Rindam
e. Tunggul Batalyon
f. Pathola Depo Pendidikan
11. Ruang Gamad
Di ruangan ini dipamerkan berbagai susunan dan jenis seragam Tingkatan Darat meliputi PDH, PDU, PDL beserta atributnya dari tahun 1950 hingga dengan 1980.
12. Ruang Tanda Jasa
Di ruangan ini dipamerkan Tanda Jasa /Penghargaan berupa Bintang Jasa dan Satya Lencana untuk pengakuan dan penghargaan atas jasa para prajurit yang telah berjuang, mengabdi kepada bangsa dan negara sehingga dapat memberikan dukungan moril dan kebanggaan kepada yang bersangkutan, keluarga dan generasi penerus.
13. Ruang Peristiwa
Di ruang ini digambarkan peristiwa pemberontakan PKI, DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, DI/TII Sulawesi Selatan, gerakan separatis dan Operasi Militer yang digelar TNI dalam rangka memulihkan keamanan, mempertahankan keutuhan wilayah dan menjaga kedaulatan NKRI
14. Ruang Peralatan
Di ruang ini dipamerkan benda-benda bersejarah yang dipergunakan pada gelar operasi satuan Tingkatan Darat dalam menanggulangi gangguan keamanan dari pihak-pihak yang merongrong NKRI yang berupa senjata, peralatan optik, peralatan perhubungan, dan mesin elektronik
15. Ruang Piagam Keutuhan AD dan Kontingen Belanda
Di ruang ini digambarkan situasi tahun 1950, peristiwa rakyat demonstrasi untuk usaha menyatukan konflik internal Tingkatan Darat yang dirintis oleh Kol. Bambang Sugeng dan berhasil dilaksanakan upacara di Istana Gedung Luhur yang dipimpin Presiden Sukarno dengan ditandai tangani Piagam Keutuhan.
16. Ruang Pahlawan Revolusi
Koleksi yang dipamerkan berupa perlengkapan militer dan foto pahlawan revolusi.
17. Ruang penumpasan G 30 S / PKI
Ruangan ini berisikan senjata, peralatan transportasi, buku, senjata api dijadikan bukti sejarah tentang G30S / PKI.