Kota Yogyakarta senantiasa menyimpan keunikan, meskipun berkembang sebagai kota urban dengan wilayah terbatas tetap mampu menyediakan ekowisata yang menarik. Salah satunya Embung Langensari yang terletak di Jalan Kusbini no 35, Klitren, Gondokusuman. Keunikan yang dimiliki embung ini tidak seperti embung yang pada umumnya berada di daerah puncak, melainkan berada di pusat kota yang begitu dekat dengan area bengkel kereta api Balai Yasa. Rancangan Embung Langensari ini digunakan sebagai ekowisata, dengan maksud satu sisi sebagai peresapan air dan sebagai ruang terbuka hijau yang asri dan menyenangkan.

Pengelola Embung Langensari, bapak Gunawan warga kampung Klitren menerangkan saat ini “Embung Langensari dijaga dan dirawat secara bersama-sama oleh warga baik aspek kebersihan maupun pengelolaan akses keluar masuknya. Pengunjung dapat memasuki embung di pagi hingga sore hari menjelang maghrib, jika ingin mengadakan kegiatan arisan, pengajian, piknik, maupun kegiatan olahraga bersama tetap bisa dilaksanakandengan mematuhi protokol kesehatan yang benar selama acara berlangsung. Fasilitas disediakan diluar embung, bila pengunjung membutuhkan toilet atau tempat beribadah yakni di masjid dekat embung,” terang Pak Gunawan warga Klitren yang didapuk sebagai pengelola embung.

Sebagian warga masyarakat Kota Yogyakarta memanfaatkan Embung Langensari ini sebagai tempat untuk bersantai, memancing, olahraga dan swafoto. Sedangkan wisatawan dari luar kota Yogyakarta kerap mampir secara spontan karena penasaran saat melewati Jalan Kusbini ketika melakukan aktivitas city tour. 

“Di Bulan Ramadhan, warga kota Jogja khususnya datang untuk ngabuburit, ada yang berolahraga jogging dan bersepeda, atau sekedar menikmati sore yang sejuk dengan membawa makanan dari rumah untuk berbuka puasa. ” ungkap Pak Gunawan.

Tunggu  apalagi, sambil menunggu waktu buka puasa kalian bisa mengunjungi Embung Langensari. Harus tetap diingat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan tetap memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas dan mencuci tangan dengan sabun.