Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Priwisata menyelenggarakan Forum Grup Discusssion (FGD) dengan tema “Strategi Branding Sumbu Filosofi Jogja” bersama Kapurel (Keluarga Public Relations) pada hari Senin, 5 April 2021 di hotel Harper Malioboro. FGD ini dihadiri oleh 50 peserta dari bidang public relations berbagai hotel yang ada di Kota Yogyakarta.
Forum Group Discussion ini dilaksanakan sebagai langkah rebranding wisata khususnya di Kota Yogyakarta setelah vakum beberapa lalu akibat pandemi. Hal ini dilakukan untuk memberitahu wisatawan bahwa kota Yogyakarta siap menerima wisatawan dan agar para wisatawan domestik maupun mancanegara bisa kembali berkunjung ke kota Yogyakarta.
Strategi branding yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata adalah dengan menggunakan strategi wisata yang aman bagi para wisatawan dengan memberlakukan protokol kesehatan bagi semua pelaku wisata, serta strategi Sumbu Filosofi Jogja.
“Branding kita dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 5M, vaksinasi bagi semua pelaku wisata serta Sumbu Filosofi Jogja” papar Bapak Deddy Pranowo Eryono selaku ketua DPD PHRI DIY.
Sumbu Filosofi Jogja berada pada satu garis lurus imajiner yang tersusun dari Gunung Merapi, Tugu Jogja, Alun-alun Utara, Keraton Yogyakarta, Alun-alun Kidul, Panggung Krapyak dan Pantai Parangkusumo (Parangtritis).
Hubungan filosofi antara Tugu, Kraton dan Panggung Krapyak dan sebaliknya yang bersifat Hinduistis ini oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I diubah menjadi konsep filosofi Islam Jawa “Sangkan Paraning Dumadi” Filosofi dari Panggung Krapyak ke utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi).
Selain filosofi tersebut, asal-usul nama Yogyakarta adalah berasal dari kata “Ayodhya” yang berarti “kedamaian”. Dari kata inilah, filosofi branding baru bagi Kota Yogyakarta yang diharapkan menjadi destinasi wisata yang aman dan damai walaupun masih dalam masa pandemi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kota Yogyakarta yang berasal dari kata ‘Ayodhya’ inilah yang akan kita bawa kepada wisatawan sebagai branding wisata yang aman” terang Mas Krisma selaku perwakilan DPRD Kota Yogyakarta. Rebranding pariwisata Kota Yogyakarta tetap mengedepankan kekayaan budaya, sejarah dan seni yang diwariskan oleh para leluhur dan diperkuat dengan kreativitas generasi penerus yang tidak terlepas dari akar budaya Jawa.
Keluarga Public Relations dan seluruh pelaku industri pariwisata menjadi ujung tombak keberhasilan rebranding pariwisata Kota Yogyakarta. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta bersama seluruh unsur pariwisata terus bersinergi mempersiapkan Kota Yogyakarta menjadi Kota Pariwisata yang aman dan layak dikunjungi.