Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mengadakan kFocus Group Discussion (FGD) bersama Association of The Indonesia Travel Agencies (ASITA) dengan tema “Pariwisata Jogja Di Masa Pandemi, Tantangan, Peluang, dan Harapan” yang diselenggarakan pada Selasa (23/02/2021) di Hotel Grand Zurii, Jl. Malioboro, Kota Yogyakarta. Seminar ini memberi fokus pada penataan sektor pariwisata Kota Yogyakarta di masa pandemi.
Pembicara FGD berasal dari Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, dan ASITA. Bapak Susanto dari Komisi B DPRD Kota Yogyakarta mengusung materi kepariwisataan Kota Yogyakarta sebagai lokomotif peningkatan perekonomian masyarakat. Beliau mengajak ASITA untuk bersama membuat pengembangan sektor pariwisata melalui pemerintah dimulai dari Kampung Wisata yang berada di Yogyakarta.
“Mari kita sama-sama jalani melakukan pengembangan terhadap Kampung Wisata. Peran ASITA adalah memberi motivasi dan mendorong kreatifitas masyarakat dalam mengembangkan UMKM, memberi bantuan berupa pembekalan dan fasilitas untuk lebih memaksimalkan produk atau brand yang akan dipasarkan” harap Bapak Susanto. Beliau juga menegaskan untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya, tata rama, dan memperkuat daya saing pariwisata global melalui sosial media ataupun pertunjukan virtual kebudayaan.
Selanjutnya Dr. Erda Rindrasih, MURP mewakili ASITA memaparkan bahwa sektor pariwisata tidak akan jauh dari bencana dan bisa kapan saja terjadi, seperti pada saat ini wabah virus COVID-19 termasuk bencana pandemi yang mengakibatkan terjadinya pemasukan ekonomi masyarakat daerah menurun dan tidak stabil.
Destinasi wisata yang menjadi wadah mobilitas mengalami pembatasan sosial dan penerapan protokol pandemi berdampak merubah perilaku wisatawan. Hal tersebut mendatangkan tantangan dan peluang bagi para pelaku indutri pariwisata. Perlu mengubah strategi Transportasi Produk, Pasar, Pelayanan, dan Institusi. Sehingga menjadi strategi keragaman produk pariwisata dan memastikan produk serta pelayanan memenuhi aturan protokol kesehatan.”, terang Dr. Erda.
Kebangkitan pariwisata saat ini ditentukan adanya kerjasama yang terintegrasi oleh semua komponen dengan dimotori UMKM. Untuk itu, diperlukam peningkatan produk UMKM sesuai market dan perlindungan heritage yang bernilai peninggalan sejarah. Peserta FGD sepakat dan optimis tentang adanya penerapan aturan baru untuk sektor pariwisata baik dari segi produk ataupun destinasi akan mampu menggairahkan kembali industri pariwisata.