Pameran seni rupa bertajuk Mulih, Mula, Mulanira tengah terselenggara di Jogja National Museum sejak tanggal 17 Mei 2022 lalu. Pameran seni rupa dan bentuk lain seperti video mapping ini diselenggarakan oleh seniman Nasirun, sosok maestro yang juga kolektor seni rupa, berkolaborasi dengan seniman Hanafi K.Sidharta, seorang peseni muda pemerhati budaya.
Berawal dari pemikiran keduanya tentang perkembangan budaya dan teknologi saat ini yang begitu pesat membuat para generasi muda merasa dituntut untuk terus mengikuti kemajuan. Sayangnya, menurut keduanya banyak dari generasi muda justru terseok-seok karena tidak dibekali dengan pondasi yang kuat terlebih dahulu agar budaya dan tradisi asli tetap dijaga kelestariannya.
Penyelenggaraan pameran ini bekerjasama dengan kelompok kerja mahasiswa Prodi S-1 Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Mahasiswa ISI yang diketuai oleh Sano dalam menyelenggarakan Mulih, Mula, Mulanira tergabung dalam Nam Nam Project, bersama Yayasan Wayang Ukur Sukasman, dengan Pinasthika Hayang dan Rivaldo Saputra sebagai kurator karya seni yang dipamerkan.
“Tujuan yang ingin dicapai melalui pameran ini adalah untuk menunjukkan pada generasi muda bahwa belajar budaya dan tradisi bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Pameran ini menyajikan penampilan visual seni rupa, percampuran audio, aroma hingga suasana ruang pamer yang memanjakan indera kita dengan cara modern. Yang jelas pameran ini akan menyenangkan bagi penikmat seni media baru, terutama pengunjung pameran terbanyak kami dari usia 18-24 tahun.” terang Sano, ketua penyelenggara Pameran Seni Rupa Mulih, Mula, Mulanira.
"Mulih Mula Mulanira" berarti semua akan kembali ke asal mula. Filosofi tajuk tersebut adalah dulu, sekarang, dan besok adalah satu kaitan yang lurus. Maka untuk menghadapi masa depan, kita harus memahami masa lalu. Sejumlah karya seni rupa Nasirun yang sarat akan sifat penanda jaman direspon dan ditampilkan oleh Hanafi K.Sidharta dalam 3 (tiga) babak yang mewakili masa lalu, masa kini, serta masa depan.
Dengan bertemunya dua seniman, dua generasi, dan dua jenis teknologi ini, mereka bereksperimen membayangkan seni rupa di esok hari. Upaya ini menjadi salah satu media memperkenalkan tradisi dan budaya kepada generasi mendatang karena sejatinya kedua hal itu adalah bekal yang kuat untuk menghadapi masa depan.
Pameran ini akan berlangsung hingga Kamis, 26 Mei 2022 dengan tiket masuk yang dikenakan pada pengunjung sebesar Rp 30.000 per orang. Sementara informasi mengenai kegiatan per hari dapat dilihat langsung melalui Instagram @mulihmulamulanira, pengunjung juga dapat mencermati jam buka pameran yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama pukul 11.00 hingga 13.00 WIB dan sesi kedua pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB. Bila pengunjung ingin mendapatkan informasi secara langsung dapat menhubungi narahubung Kendra (+62 877 7078 7339).