Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Website Resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
Selamat Datang di Website Resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
admin, 09 February 2022 Seminar Travel Pattern Java Promo Perkenalkan Wisata Baru DIY dan Jateng
berita

Mengawali tahun 2022 Sekretariat Bersama Forum Kerjasama Pengembangan Pariwisata Antar Kabupaten/Kota  Java Promo bersama Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Travel Pattern di Jambuluwuk Malioboro Hotel, Selasa 8 Februari 2022.

Mengawali acara seminar tersebut, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti membuka rangkaian kegiatan seminar sebagai keynote speaker. Seminar dengan model talkshow yang juga ditayangkan secara langsung di kanal Youtube Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta ini dimoderatori oleh akademisi ternama Ike Janita Dewi, SE, MBS, Ph.D.

“Kota Jogja sebagai daerah tujuan wisata utama terus mengembangkan education tourism, art and culture, culture tourism, sport tourism, social development tourism. Harapan dengan adanya travel pattern, ada teroboson baru. Teman-teman media, pelaku jasa pariwisata dari luar DIY diharapkan dapat bisa lebih menggali potensi wisata di DIY yang baru dalam kegiatan ini. Melalui kegiatan travel pattern agar kita lebih semangat  untuk promosi bersama di wilayah DIY Jateng dan sekitarnya.” papar Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam kesempatan menjadi keynote speaker seminar malam itu.

Mengangkat sebuah judul besar yakni “Travel Pattern”, seminar Java Promo menghadirkan narasumber ahli di bidangnya dari sektor pemerintahan, pelaku industri pariwisata, perwakilan Kemenparekraf RI, serta badan promosi pariwisata.

Audiens sebanyak 50 orang yang berasal dari pelaku usaha jasa pariwisata, influencer di media sosial, travel vlogger/ blogger  serta media massa duduk dalam round table yang nyaman serta atmosfer penuh semangat akan ide-ide dalam membentuk travel pattern yang baru bersama 4 narasumber yang siap mengkomunikasikan gagasan maupun peraturan terbaru.

Diskusi bergulir dengan pertanyaan dari moderator yang menargetkan bentuk tavel pattern baru yang ingin dimunculkan oleh pelaku jasa pariwisata kepada Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel  Agencies (ASITA) Jawa Tengah. “Adanya aksesbilitas luar biasa bandara Yogyakarta International Airport dan akses jalan tol membuat perjalanan wisata semakin cepat. Adanya daya tarik wisata baru perlu di-update sehingga pola perjalanan baru yang dibentuk dapat  memanfaatkan aksesbilitas untuk kemudahan dan keefektifan perjalananan wisata. Travel pattern harus menginformasikan secara lengkap destinasi, keunikan, aksesbilitas, dipersiapkan dengan baik dan disurvey terlebih dahulu.” jelas Joko Sutarno Ketua ASITA Jateng.

Menambahkan gagasan yang disampaikan pelaku jasa pariwisata, dari sudut pandang  Kemenparekraf RI yang diwakili oleh Badan Otorita Borobudur saat itu didapatkan hal yang lebih detil mengenai pembentukan travel pattern yang baru. “Perlu dipikirkan mengenai travel pattern baru terutama destinasi yang ditawarkan, dan perlu diinformasikan semua hal seperti luasan parkir, jarak RS terdekat, jarak kantor polisi terdekat. Destinasi baru seperti desa wisata perlu ditawarkan sebagai destinasi baru disamping Borobudur, Keraton atau Prambanan yang telah lama selalu ditawarkan.” terang Dr.Drs.Agus Rochiyardi, MM Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur. 

Sementara moderator menyusun puzzle gagasan yang mulai saling terkait antara para narasumber, sektor pemerintahan mendapat perhatian karena dukungan yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta. “Pemerintah bertugas sebagai fasilitator yang menempatkan diri untuk bisa diajak berkomunikasi dengan pelaku industri pariwisata. Ruang kami terbuka lebar untuk berbagai pemangku kepentingan dalam bidang pariwisata agar bisa berkolaborasi. Fakta kemajuan pariwisata Jogja tidak hanya peran pemerintah, namun juga berbagai pihak pendukung seperti Java Promo. “ tegas Ir.Aman Yuriadijaya, MM Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta.

Mencairkan suasana yang formal dengan beragam gagasan datang dari 3 narasumber sebelumya, GKR Bendara Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY mengawali sesi yang diberikan dengan melantukan sebuah pantun menghibur.“Pariwisata itu tanpa batas atau borderless, untuk itu kolaborasi dalam promosi perlu dilakukan. Namun promosi di pasca-pandemi membutuhkan strategi yang berbeda, selain dari segi keamanan dan kenyamanan yang harus diyakinkan kepada wisatawan. Travel pattern perlu dibentuk dari keunikan dan diferensiasi setiap destinasi di DIY dan Jawa Tengah, agar dalam satu perjalanan tidak menemui hal yang mirip atraksinya.” tutur GKR Bendara.

Seminar Travel Pattern berbentuk talkshow tentunya tidak hanya memberikan kesempatan menyampaikan gagasan pada narasumber. Pada kegiatan tersebut hadir ASITA DIY yang memiliki hubungan erat dengan ASITA Jateng kemudian menyampaikan jawaban atas gagasan di atas.

“Travel pattern yang dijual harus sesuai dengan market dan budget target wisatawan. Terutama menyesuaikan target wisatawannya, untuk wisatawan mancanegara atau nusantara. Hal ini dikarenakan segmen yang berbeda atas kecenderungan pilihan wisatawan terhadap tempat wisata. Jadi kami travel agent masih perlu memikirkan lagi travel pattern yang baru apakah akan sesuai dengan permintaan wisatawan tersebut.” jelas Fachri perwakilan ASITA DIY.



Tinggalkan Komentar


Daftar Komentar

Search
Tautan
Jogjakota DisparDIY Official Youtube Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Instagram Resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yk TV CCTV Pemerintah Kota Yogyakarta Peta Hotel Jogja
Polling
Apakah Website ini bermanfaat ?

Hasil Polling
Sangat Bermanfaat73.68%
Cukup Bermanfaat11.97%
Kurang Bermanfaat3.44%
Tidak Bermanfaat10.91%
Statistik Pengunjung
Hari Ini 2662 Kemarin 3249 Bulan Ini 62748 Tahun Ini 367512 Total Pengunjung 2814023