Pecinta museum tentunya akan mengunjungi Kota Jogja sebagai salah satu pilihan tempat berwisata. Keragaman jenis museum di Kota Jogja terutama yang bertema kebudayaan Jawa merupakan daya tarik tersendiri. Museum Sonobudoyo contohnya, menarik perhatian wisatawan bukan hanya karena koleksi museum yang unik namun juga bangunan museum yang tradisional.
Museum Sonobudoyo didirikan pada tahun 1934 oleh Java Institute yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa. Tidak lama setelah itu tepat pada 6 Nopember 1935 dilaksanakan pembukaan Museum Sonobudoyo oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Koleksi museum ini selain benda bersejarah dari kebudayaan Jawa, dilengkapi juga dengan benda-benda peninggalan kebudayaan Bali di masa kerajaan hindu yang pernah mendominasi sebelum Islam masuk ke tanah Jawa.
Penempatan benda koleksi museum dibagi ke 12 ruangan dan 1 situs outdoor berupa arca. Pembagian ruangan salah satunya pada koleksi benda bersejarah asli dari Keraton Yogyakarta yang dihibahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Benda-benda Keraton Yogyakarta tersebut berasal dari berbagai era pemerintahan Hamengkubuwono I hingga V.
Ruangan yang lain diantaranya menyimpan benda replika dari jaman prasejarah dan purbakala. Museum Sonobudoyo pun menjadi salah satu dari 3 museum dunia yang memiliki koleksi prasejarah selain Museum Sangiran dan Museum Leyden di Belanda.
Selain dua ruangan di atas, terdapat ruangan yang khusus menyimpan benda-benda yang menggambarkan masa transisi dari abad ke 5-16 Masehi. Jaman dimana candi-candi dibangun, kala bahasa dan tulisan dari India selatan masuk yaitu huruf Pallawa, serta jaman transisi dari penggunaan batu ke logam, daun lontar lalu kertas.
Memasuki Museum Sonobudoyo saat ini pengunjung akan disuguhi dengan berbagai macam hal baru yang berada di dalam kompleks museum. Beberapa diantaranya adalah mesin interaktif yang memberikan informasi mengenai benda-benda koleksi di Museum Sonobudoyo bagi pengunjung dengan audio dan visual yang canggih.
Hal lain yang dapat dinikmati pengunjung yakni Bioskop Sonobudoyo. Layaknya bioskop pada umumnya, di dalam terdapat layar lebar dengan bentuk kursi teater yang menyuguhkan film-film menarik seperti “Tilik” dan beberapa film buatan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Di beberapa kesempatan dua kali dalam setahun, bila mengunjungi Museum Sonobudoyo di waktu yang tepat maka akan menemui pameran seni kontemporer di gedung ex KONI. Bekerjasama dengan komunitas seniman dan pelaku seni di Jogja, acara pameran seni biasanya diadakan oleh Museum Sonobudoyo maupun komunitas lain yang menyewa gedung tersebut.