Benteng Cepuri berada di Kotagede Yogyakarta. Meski tersembunyi dan sepintas tidak terlihat seperti benteng yang berdiri kokoh, namun reruntuhan Benteng Cepuri merupakan saksi sejarah pemerintahan Kerajaan Mataram.
Dahulu Kotagede merupakan salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Mataram di masa Panembahan Senapati dan Sultan Agung sehingga terdapat pula bangunan pertahanan sebuah ibukota kerajaan. Benteng Cepuri yang hanya bisa kita lihat reruntuhannya saat ini, dulunya merupakan bangunan pertahanan yang melindungi bagian dalam kerajaan Mataram.
Saat ini Benteng Cepuri yang telah berbentuk reruntuhan yang dinyatakan sebagai situs peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang dibangun tahun 1507 dan selesai pada 1516. Sejarah pembangunannya tertulis dalam cerita Babad Momana. Benteng Cepuri disebut oleh warga sekitar dengan nama Bokong Semar karena dinding benteng yang melengkung ibarat bokong tokoh wayang Semar.
Benteng Cepuri yang dikelilingi jagang (parit) di sisi barat, selatan dan timur berfungsi sebagai pertahanan keamanan. Benteng Cepuri dimaksudkan dan berfungsi untuk memisahkan jeron (dalam) benteng (istana) dimana keluarga kerajaan Mataram tinggal dan bermukim, dari daerah jaba (luar) benteng (rakyat biasa) tinggal.
Pada bagian benteng sisi utara terdapat struktur benteng yang oleh penduduk dipercaya pernah dijebol oleh Pangeran Rangga, putera Panembahan Senapati. Struktur ini kemudian dikenal dengan “Benteng Jebolan Raden Rangga”. Benteng Cepuri merupakan bukti kejayaan Kesultanan Mataram Islam, peradaban kokoh yang pernah menguasai hampir seluruh Pulau Jawa kala itu dan menyimpan mitos tentang kesaktian para keluarga keraton.