Mengunjungi kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata adalah pilihan tepat jika wisatawan ingin melihat bangunan bersejarah terutama peninggalan Keraton Yogyakarta. Jenis bangunan bersejarah milik Keraton Yogyakarta salah satunya adalah masjid, yang jumlahnya cukup banyak tersebar di wilayah Kota Yogyakarta. Masjid kuno di area Keraton Yogyakarta yang bangunannya telah cukup lama berdiri salah satunya bernama Masjid Sela yang berarti Masjid Batu.
Terletak di dalam Kampung Panembahan, Masjid Sela sampai saat ini masih digunakan untuk beribadah meski usia bangunan sudah melebihi 2 abad sejak dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I tahun 1709. Uniknya masjid ini dibangun tidak menggunakan kayu melainkan batu di seluruh bagian bangunannya hingga atap. Ruangan di dalam Masjid Sela tidak luas dan beratap rendah, sehingga pengunjung harus menunduk untuk memasuki ruang ibadah tersebut. Filosofi dari hal tersebut adalah manusia yang akan beribadah diharapkan berhati bersih dan tulus dengan simbolik menundukkan kepala dan badannya.
Bangunan masjid Sela tidak seperti masjid pada umumnya, namun fungsinya tetap sama bagi warga kampung Panembahan. Di Bulan Ramadhan masjid Sela juga digunakan untuk mengaji di sore hari bagi anak-anak dan remaja sembari menunggu buka puasa.
Bagi wisatawan yang menyukai arsitektur bangunan kuno, masjid Sela akan memukau wisawatan dengan desain bangunan yang tanpa tiang dan bergaya Keraton Yogyakarta. Selain itu, saat berkunjung ke Masjid Sela wisatawan akan disuguhkan pengalaman menyaksikan bangunan cikal bakal berdirinya Keraton Yogyakarta karena masjid ini dibangun bersamaan dengan komplek Keraton Yogyakarta dan digunakan oleh keluarga keraton untuk beribadah pada masa itu.