Berbicara tentang kuliner khas bulan Ramadhan di Kota Yogyakarta, camilan manis dan gurih bernama Kicak dapat menjadi makanan pilihan berbuka puasa. Camilan ini tidak dapat ditemukan selain di Bulan Ramadhan dan hanya dibuat dan dijual di kampung Kauman. Kicak dijual terbatas sehingga untuk mendapatkan Kicak pembeli harus cepat bila tidak ingin kehabisan, karena rasanya yang lezat dan harganya sangat terjangkau camilan Kicak memiliki banyak penggemar.

Kicak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat di bulan Ramadhan tahun 1970 oleh mbah Wono, warga asli kampung Kauman dan langsung digemari oleh warga. Namun selepas Bulan Ramadhan peminat kicak menurun, sehingga akhirnya hanya diproduksi setiap tahun sekali di Bulan Ramadhan. Kondisi ini terbilang unik karena membuat Kicak menjadi kuliner khas kampung Kauman yang paling sering diburu di Bulan Ramadhan oleh masyarakat Kota Yogyakarta.

Mbah Wono membuat sendiri resep Kicak dengan komposisi beras ketan, kelapa, gula pasir, serta vanili sebagai penyedap aroma. Kicak mbah Wono berbeda dari kicak lain yang dijual di kampung Kauman saat Ramadhan, tanpa menggunakan nangka atau pisang seperti resep kicak modern yang dibuat warga lain. “Resepnya dibuat oleh simbah, kemasannya menggunakan daun pisang. Walaupun saat ini sudah 2 tahun Kampung Ramadhan Kauman tidak buka, namun Kicak mbah Wono tetap buka dan setiap hari melayani pesanan Kicak di Bulan ramadhan. Pesanan biasanya dari warga Kauman, dan ada juga dari luar pesan lewat telepon. Harganya Rp. 4.000 per porsi, setiap hari bisa habis lebih dari 50 bungkus untuk takjil buka puasa,” Ungkap bu Sujar, salah satu juru masak di warung mbah Wono.

Tidak sulit untuk menemukan warung mbah Wono di Kampung Kauman karena semua warga mengetahui letaknya, dan kicak dapat mulai dibeli pada pukul 13.00 sampai habis. Jadi tunggu apalagi, Bulan Ramadhan masih beberapa hari ke depan dan kesempatan mencoba kicak masih ada, jangan sampai kehabisan dan selamat menikmati kicak.