Perayaan Tahun Baru Imlek juga dirayakan di Yogyakarta setiap tahunnya. Perayaan ini diberi nama Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY). PBTY diinisiasi oleh masyarakat Tionghoa yang tergabung dalam JCACC (Jogja Chinese Art and Culture Centre). JCACC bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata DIY, serta Dinas Kebudayaan DIY kembali merayakan Tahun Baru Imlek 2572 dalam kemasan PBTY XVI 2021 Virtual pada tanggal 20-26 Februari 2021.
PBTY yang sebelumnya rutin diselenggarakan di Pecinan Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta, akan berbeda di tahun ini. PBTY 2021 akan dilaksanakan secara virtual (online) mengingat saat ini dunia masih menghadapi masa pandemi Covid-19. Namun demikian, perayaan PBTY tetap mengedepankan nilai seni budaya dan tradisi Tiongkok.
Mengusung tema “Save the Nation trough Culture”, diharapkan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2021 tetap dapat memberikan kontribusi positif yang besar bagi masyarakat sekitar, baik dari segi pengenalan dan pelestarian budaya, hiburan, maupun pendapatan daerah. PBTY XVI tahun 2021 akan digelar selama tujuh hari, yaitu mulai hari Sabtu, 20 Februari sampai dengan puncaknya pada perayaan Cap Go Meh yang jatuh pada hari Jumat, 26 Februari 2021 di Yogyakarta. Terdapat konten-konten acara menarik yang tersaji dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XVI 2021 secara virtual, seperti Webinar dan Podcast, Traditional and Oriental Performance, Wayang Potehi, Wushu, Live Music, Chinese Forecast, Cooking Class, Barongsai & Liong, Doorprize, dan Funfact.
Adapun rincian pelaksanaan konten dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta secara virtual adalah sebagai berikut:
Semua rangkaian acara PBTY secara virtual dapat ditonton lewat link PBTY CHANNEL atau channel Visitingjogja. Semua rangkaian acara dimulai sore hari pukul 17.00 WIB kecuali hari pertama tanggal 20 Februari 2021 yang akan dimulai pukul 18.00 WIB. PBTY secara virtual yang dibuka untuk masyarakat luas bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya etnis Tionghoa sebagai salah satu komponen dari aset bangsa Indonesia. Selain itu, kekayaan akan keberagaman budaya sudah semestinya dapat menjadi pilar dalam memperkuat Kota Yogyakarta sebagai kota budaya multicultural yang guyub dan rukun.