Kegiatan jual beli masyarakat di Jawa didasarkan pada sistem penanggalan Jawa atau pasaran sehingga tempatnya disebut pasar. Pasar Pasaran barang yang dijual didominasi produk-produk tradisional mulai dari makanan sampai peralatan rumah tangga dan bekerja di ladang. Pasar pasaran saat ini sudah sulit dijumpai di kota-kota besar karena sudah berubah menjadi pasar tradisional yang beroperasi setiap hari.

Pasar Rakyat Warsimah Pasaran kembali digelar untuk yang ketiga kalinya dengan tema Manjing Katresnan Marang Warsimah Pasaran oleh warga masyarakat Kalurahan Gunung Ketur Kemantren Pakualaman Kota Yogyakarta pada tanggal 13-14 Februari 2021 pukul 15.00-20.00 di Omah Kreatif Loedji’ 16.

Warsimah Pasaran pertama kali digelar pada Oktober 2020 sebagai program recovery economy Omah Kreatif Loedji’ 16 bagi para pelaku usaha mikro bidang kuliner yang ada di wilayah Kalurahan Gunung Ketur. Wasimah Pasaran menampilkan nuansa pasar pasaran tempo dulu melalui cara jual beli yang menggunakan nilai tukar mata uang kethip dan kuliner yang disajikan berupa jajanan tradisional. 

Pengunjung Warsimah Pasaran bisa mengobati rasa rindunya akan jajanan tempo dulu semacam Djenang Golong Gilig, Sego Jagung Gereh Pethek, Sate Laler, Sego Pecel Kertosono, Bir Plethok, Sirup Secang, Clorot, Apem, Arum Manis Jadoel, Gempol Pleret, Salad Solo yang dikemas secara tradisional dan harga terjangkau. 
Warsimah Pasaran juga menyuguhkan talk show dan live musik untuk lebih memanjakan pengunjung. Dilaksanakan di masa pandemi, pengunjung diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan 5 M dengan ketat.

Temukan nuansa tempo doeloe dan obati kerinduan akan kuliner jadoel di Pasar Rakyat Warsimah Pasaran.