1. Uraian Umum
Keberadaan Gereja Katolik Santo Antonius ini tidak terlepas dari peran Pastor Fransiscus Xaverius Strater SJ. Ia adalah seorang misionaris Jesuit yang tiba di Yogyakarta pada tahun 1918. Kedatangannya adalah untuk membantu pengembangan kegiatan Misi di daerah Yogyakarta yang telah dirintis oleh Pastor Henri van Driessche.
Mengawali karya misinya tersebut, Pastor Fransiscus Xaverius Strater, SJ mendirikan Kolese Santo Ignatius (Kolsani) pada 18 Agustus 1922, dan Seminari Tinggi (Novisiat Kolsani) pada tahun 1924, yang gedungnya sekarang ini digunakan oleh Puskat/IPPAK dan Pusat Musik Liturgi (PML). Dari Kolsani inilah benih-benih kekatolikan ditabur, dan banyak masyarakat yang mengikuti ajaran Katolik.
2. Sejarah
Kawasan yang dulu disebut Niuwe Wijk ini mulai berkembang tahun 1920. Situasi itu disebabkan semakin banyak orang Belanda yang menetap di Yogyakarta. Saat itu industri gula, sektor perkebunan dan pendidikan berkembang pesat. Lalu, kawasan di tengah kota ini didesain menjadi tempat yang penuh dengan berbagai fasilitas seperti taman di depan gereja. Gereja Kotabaru ialah gereja kedua setelah Gereja Kidul Loji. Lalu pada tahun 1918, seorang Romo berkebangsaan Belanda, J. Strater, S.J., merintis berdirinya Gereja Kotabaru. Gereja ini diresmikan dan dipakai pada 26 September 1926 oleh Mgr. A. van Velsen S.J.